Koneksi Antar Materi - Konsep Perubahan Kolaboratif BAGJA dalam Mewujudkan Murid Merdeka Belajar, Berkarakter dan berpihak pada Murid
ARTIKEL
1.3.a.9 Koneksi Antar Materi - Visi Guru Penggerak
Nani Murtiati, S.Pd
CGP Angkatan 4 - SD
Negeri 18 Pekanbaru
Filosofi Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan adalah tuntunan dalam hidup
tumbuhnya anak-anak yang maksudnya adalah menuntun segala kodrat yang ada pada
anak-anak agar mencapai kebahagian dan keselamatan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat (Dewantara,2009). Melalui
semboyannya yang biasa disebut juga dengan Trilogi Pendidikan, Ki Hadjar
Dewantara telah menunjukkan bagaimana seharusnya guru mendidik muridnya.
Ing Ngarso Sung Tuladha yang artinya di depan memberi teladan atau contoh yang baik, Ing Madya Mangun Karsa yang berarti di tengah guru menciptakan prakarsa serta ide, dan Tut Wuri Handayani berarti dari belakang guru mampu memberikan dorongan dan arahan.
Sistem pengajaran menurut Ki Hadjar Dewantara
Pengajaran merupakan pendidikan dengan cara memberikan ilmu atau manfaat bagi murid secara lahir dan batin. (Dewantara, 1. 2004). Dalam pengajaran sistem among merupakan konsep Ki Hadjar Dewantara dengan konsep pendidikan yang berjiwa kekeluargaan dan bersendi pada dua dasar yaitu kodrat alam sebagai kemajuan dan kemerdekaan sebagai syarat menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak agar dapat memiliki pribadi yang kuat dan dapat berpikir serta bertindak merdeka. Sistem Among juga merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada murid untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan sejauh mungkin menghindari unsur perintah keharusan, paksaan dan hukuman.
Esensi dari merdeka belajar adalah adalah menggali potensi terbesar para murid dan guru untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas secara mandiri. Murid merdeka adalah murid yang mengarahkan tujuan, cara dan penilaian pembelajaran ditandai dengan penguasaan kompetensi dan personalisasi (bebas berinovasi, bebas belajar dengan mandiri, bebas untuk berkreativitas, bebas untuk mengembangkan potensi dengan menyenangkan dan tanpa paksaan. Sedangkan guru yang merdeka adalah guru yang memiliki kesadaran diri untuk terus mengembangkan diri, berkomitmen terhadap tujuan, mandiri dalam merencanakan dan mengelola pembelajaran serta melakukan asesmen dan refleksi yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Nilai
dan Peran Guru Penggerak
Peran
guru diantaranya adalah:
1. Sebagai fasilitator
yang menyediakan kemudahan bagi murid untuk belajar
2. Sebagai pembimbing saat
siswa mengalami kesulitan belajar.
3. Sebagai penyedia
lingkungan yang berupaya menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan menantang
bagi siswa untuk belajar.
4. Sebagai model yang mampu memberikan contoh dan teladan yang baik pada murid
Untuk
menjadi guru penggerak, seorang guru harus memahami betul nilai dan perannya
sebagai penggerak dalam dunia pendidikan agar terwujud merdeka belajar.
Nilai guru penggerak yaitu: Mandiri ( Memunculkan motivasi dalam diri untuk membuat perubahan), Reflektif ( mengevaluasi dan memaknai pengalaman yang terjadi), Kolaboratif ( Senantiasa membangun hubungan kerja yang positif terhadap semua pemangku kepentingan), Inovatif (Memunculkan gagasan baru yang tepat guna terkait situasi atau permasalahan tertentu), dan Berpihak pada murid ( senantiasa memihak anak)
Peran
Guru Penggerak diantaranya :
1. Menjadi pemimpin
pembelajaran
2. Menggerakkan komunitas
praktisi
3. Menjadi coach bagi guru
lain
4. Mendorong kolaborasi
antar guru
5. Mewujudkan kepemimpinan murid.
Visi Guru Penggerak
Visi
merupakan impian, harapan, dan cita-cita yang ingin dicapai seorang guru. Visi
mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan bagi guru untuk kepentingan
di masa depan.
Visi Guru Penggerak adalah mewujudkan murid merdeka belajar dengan profil pelajar Pancasila. Untuk dapat mewujudkan murid merdeka belajar diperlukan perubahan–perubahan positif dari lingkungan dengan tetap mempertimbangkan asas perubahan Ki Hadjar Dewantara yaitu Kontinuitas, Konvergen dan Konsentris. Selain itu juga diperlukan kolaborasi antara pemangku kepentingan, guru penggerak, murid, rekan guru, komite, wali murid, mitra sekolah dan masyarakat di lingkungan sekolah. Selain itu juga membutuhkan sebuah manajemen perubahan, dimana manajemen dilakukan dengan tahapan BAGJA yang menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif yaitu pendekatan kolaboratif yang berbasis kekuatan.
Inkuiri
Apresiatif
Inkuiri Apresiatif adalah sebuah proses menggali belajar dan potensi atau pengalaman berharga baik dalam organisasi dan individu sebagai modal dalam melakukan perubahan untuk mencapai impian. Inkuiri Apresiatif juga merupakan paradigma berbasis kekuatan yang dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif, menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif.
Penerapan Inkuiri Apresiatif melalui tahapan BAGJA yaitu :
1. Buat pertanyaan utama
sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan yang kita inginkan, misalnya
:
Bagaimana meningkatkan kepercayaan diri siswa saat belajar di kelas?
2. Ambil pelajaran ini, dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan menuntun mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur yang sama maupun berbeda.
3. Gali mimpi bersama, dalam tahapan ini komunitas sekolah akan menggali mimpi sebagai sebagai keadaan ideal yang diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui pertanyaan-pertanyaan dalam sebuah narasi, misal:
Apa kebiasaa-kebiasaan baru yang kita bayangkan akan terjadi?
Sumber daya apa yang kita bayangkan akan tersedia?
Seperti apa orang – orang terlibat di dalamnya terlihat, bertindak, berpikir dan merasa?
4. Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang
diinginkan. Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan
mengambil keputusan-keputusan, misal:
Siapa yang akan melakukan apa, bagaimana, dan
kapan?
Apa langkah –langkah kecil yang diperlukan?
5. Atur eksekusi, tahapan
ini membantu tranformasi rencana menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat membantu memutuskan peran dan kesepakatan pelaksanaan, seperti:
Siapa yang akan terlibat mewujudkan
rencana-rencana?
Siapa yang akan bertanggung jawab, siapa yang akan menindaklanjuti/memberikan umpan balik suatu laporan?
Tahapan BAGJA merupakan upaya mewujudkan suatu perubahan positif untuk kemajuan sekolah yang selaras dengan visi sekolah. Dari semua tahapan yang disusun harus mengupayakan agar kelemahan suatu system dalam sekolah menjadi tidak relevan, karena focus pada kekuatan dengan tujuan terwujudnya konsep murid merdeka belajar dan berpihak pada murid.
Berikut
ini adalah contoh penerapan model perubahan kolaboratif BAGJA di sekolah
terkait dengan upaya mewujudkan upacara bendera yang mendukung konsep murid
merdeka.
![]() |
gambar:google |
PRAKARSA PERUBAHAN |
Upacara
bendera yang berpihak pada murid dan dinantikan oleh seluruh warga sekolah |
|
TAHAPAN |
Pertanyaan |
Daftar
tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan |
B-uat
pertanyaan (Define) |
Bagaimana
mewujudkan upacara bendera yang berpihak kepada murid dan dinantikan oleh
seluruh warga sekolah? |
-Melakukan pengamatan terhadap kegiatan upacara yang telah dilaksanakan selama ini di SD Negeri 18 Pekanbaru. -
Melakukan diskusi bersama pemangku kepentingan serta rekan guru untuk
merancang kegiatan upacara yang berpihak pada murid. |
A-mbil
pelajaran (Discover) |
1.
Siapa saja pihak yang selama ini terlibat dalam mendukung kegiatan upacara? 2.kekuatan
apa yang telah digunakan selama ini untuk mendukung kegiatan upacara |
1. Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan murid. 2.
- Murid sebagai pelaksana upacara peserta upacara. - Guru sebagai pembina, pelatih, peserta
dan pelaksana upacara. - Kepala Sekolah sebagai Pembina dan
peserta upacara - Sarana dan prasarana yang meliputi :
bendera, tiang bendera, halaman sekolah, pengeras suara, drumband dan seragam
paskibra. - Pengawas dan Dinas Pendidikan sebagai
Pembina upacara. |
G-ali
mimpi (Dream) |
1.Perubahan
baru apa yang kita bayangkan akan terjadi? 2.Siapakah
pelaku perubahan itu? |
1.-
Upacara di hari tertentu memakai baju adat daerah. - Pada perayaan hari tertentu mengundang
komite, orang tua murid, mitra sekolah ( Kepolisian, Puskesmas, dunia usaha,
BNPB, KPAI, Stikes Payung Negeri, Anggota DPRD) untuk menjadi pembina
upacara. - mengundang orang tua murid untuk menjadi
peserta upacara. - Menyanyikan lagu daerah selain
menyanyikan lagu wajib dan nasional. - Menampilkan bakat dan minat murid saat kegiatan upacara bendera. 2.
Calon Guru Penggerak dan rekan guru |
J-abarkan
rencana (Design) |
1.Strategi
apa yang harus dipersiapkanagar kegiatan perubahan upacara dapat terlaksana? 2.
Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan upacara setelah perubahan dilakukan? |
1.- Diskusi bersama kepala sekolah -
Mensosialisasikan kepada rekan guru - Menyusun program kegiatan 2.
Kepala sekolah, guru, murid, komite, orang tua murid, mitra sekolah,
pengawas, dan Dinas Pendidikan |
A-tur
eksekusi (Deliver) |
1.Apakah persiapan dari rencana program kegiatan upacara terlaksana dengan lancar? 2.Bagaimana mengkomunikasikan kegiatan upacara kepada seluruh peserta? 3.Siapa yang memberikan umpan balikkegiatan upacara? 4.Siapa
yang membuat laporan kegiatan upacara? |
1.Tahapan yang dilakukan mulai mendapatkan izin dari kepala sekolah, mensosialisasikan kepada rekan guru, serta pelaksanaan upacara yang tepat berjalan dengan baik. 2.Memberikan undangan kepada orang tua murid melalui pesan WhatsApp grup serta surat undangan kepada peserta upacara lainnya. 3.Kepala Sekolah, orang murid, komite, pengawas, Dinas Pendidikan, dan mitra sekolah 4.Calon
Guru Penggerak beserta rekan guru |
Berikut ini adalah perbedaan konsep upacara versi biasa dan versi baru setelah menggunakan model perubahan kolaboratif BAGJA untuk mewujudkan murid merdeka belajar, berkarakter dan berpihak pada murid.
Upacara biasanya |
Upacara versi baru |
Memakai
seragam sekolah |
Di
hari tertentu memakai baju adat daerah |
Pembina
upacara dari kepala sekolah dan guru |
Meminta
orang tua murid yang memiliki profesi untuk menjadi Pembina, mitra, |
Peserta
upacara guru dan murid |
Mengikutsertakan orang tua dan mitra sekolah sebagai peserta upacara |
Menyanyikan
lagu wajib dan nasional |
Menyanyikan
lagu daerah |
Siswa
mendengarkan amanat Pembina upacara |
Setelah
amanat Pembina upacara, Siswa
menampilkan bakat dan minat |
Komentar
Posting Komentar