3.1.a.6 Refleksi Terbimbing – Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
3.1.a.6 Refleksi Terbimbing – Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Salam
Bahagia,
Ulasan blog kita kali ini mempelajari modul 3.1 – Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.
Pertanyaan
pemantik untuk sesi pembelajaran ini :
Menurut anda, apakah maksud dari kutipan jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini ? Jelaskan pendapat Anda!.
Education is the
art of making man ethical( Pendidikan adalah
sebuah seni untuk membuat manusia berperilaku etis )~ Georg Wilhelm
Friedrich Hegel ~
Pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia. Pendidikan hendaknya menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, berguna dan berpengaruh di masyarakatnya, yang bertanggung jawab atas hidup sendiri dan orang lain, yang berwatak luhur. Pendidikan juga membantu manusia melakukan proses penyadaran untuk mampu mengenal, mengerti, dan memahami realitas kehidupan yang ada di sekelilingnya sehingga dapat berperilaku sesuai norma dan etika yang berlaku. Dengan pendidikan diharapkan manusia mampu menyadari potensi yang dimilikinya seperti, kecerdasan spiritual agar setiap tindakan yang dilakukan manusia dilandasi oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kecerdasan emosi agar manusia mampu mengendalikan emosi dan memahami perasaan orang lain. Kecerdasan intelegensi agar manusia memiliki kemampuan berhitung, kemampuan verbal dan kemampuan membedakan. Serta kecerdasan sosial agar manusia mampu berkomunikasi, bergaul dengan orang lain dan bersosialisasi, menolong dan bekerjasama. Potensi inilah yang mengantarkan manusia untuk berpikir dan mengambil tindakan maupun keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.
Dari 8 soal yang disajikan dalam materi refleksi terbimbing, saya memutuskan untuk memilih lima soal. Berikut ini soal pada sesi refleksi:
Soal 1 : Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan ?
Sebagai guru kita sering kali dihadapkan pada sebuah masalah dan harus kita selesaikan yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Disini kita dituntut untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Masalah yang kita hadapi dapat berupa dilema etika atau bujukan moral. Ketika kita menghadapi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan yang mendasari dan bertentangan seperti, cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan hidup. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika seperti yang dikategorikan di bawah ini:
4 Paradigma Dilema
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar. Ketika di dalam kelas guru harus dapat membuat pilihan bila satu kelompok membutuhkan waktu banyak, tapi kelompok lain sudah siap untuk pelajaran berikutnya. Apakah pilihan yang harus dibuat? Guru mungkin menghadapi dilema individu melawan kelompok.
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang di sisi lain. Kadang memang benar untuk memegang aturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar. Pilihan menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasan hormat terhadap keadilan (sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan). Sebagai contoh, ada peraturan di rumah yang mengharuskan kita ada di rumah saat makan malam. Namun suatu hari pulang terlambat karena teman membutuhkan bantuan.
3.
Kebenaran lawan
kesetiaan (truth vs loyalti)
Kebenaran, kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentang dalam dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (bertanggung jawab). Perlu membuat pilihan untuk berlaku jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau menjunjung nilai kesetiaan pada profesi/kelompok/komitmen. Sebagai contoh, hampir dari kita semua pernah mengalami harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya atau melindungi teman (saudara) yang dalam masalah.
4. Jangka pendek melawan jangka panjang (short term vs long term)
Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk saat mendatang. Paradigma ini bisa terjadi tingkat personal dan permasalan sehari-hari atau tingkat yang lebih luas. Contohnya ketika kita membuat pilihan seberapa banyak uang yang akan digunakan dan seberapa banyak uang yang akan ditabung nanti, memilih bersenang-senang atau belajar.
Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusai yang saling berkaitan. (Rubiyanti, L.Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal.43)
Etika bersifat relatif, bergantung pada kondisi dan situasi. Tidak ada aturan baku yang berlaku. Dalam hal ini ada 3 prinsip pemahaman dilema etika yaitu:
1.
Berpikir Berbasis
Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
2.
Berpikir Berbasis
Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Setelah mempelajari modul ini, saya menjadi lebih memahami cara mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu melalui 9 langkah konsep mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.
1.
Mengenali
nilai-nilai yang saling bertentangan
2.
Menentukan siapa
yang telibat dalam situasi ini
3.
Kumpulkan fakta-fakta
yang relevan dengan situasi ini.
4.
Penguji benar atau
salah
·
Uji legal
·
Uji regulasi/standar
profesional
·
Uji intuisi
·
Uji publikasi
halaman depan koran
·
Uji panutan/idola
5.
Pengujian Paradigma
Benar Lawan Salah
6.
Melakukan Prinsip
Resolusi
7.
Investigasi Opsi
Trilema
8.
Buat Keputusan
9.
Lihat lagi
keputusan dan Refleksikan
Setelah mempelajari dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan keputusan, hal-hal yang diluar dugaan saya yaitu proses untuk mengambil sebuah keputusan harus melewati proses yang cukup panjang, dari menetukan paradigma, menentukan prinsip dan melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Modul ini sangat bermanfaat bagi saya karena dapat melatih saya dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Soal 2 : Sebelum mempelajari modul ini, pernahkan anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum
mempelajari modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema. Perbedaan sebelum dan sesudah
mempelajari modul ini yaitu sayan mengambil keputusan lebih sering karena rasa
peduli, empati dan kasihan. Namun, setelah saya mempelajari modul ini, saya
menjadi lebih memahami dalam pengambilan keputusan ada beberapa langkah yang
harus dilalui dari menentukan paradigma, prinsip dan 9 langkah.pengambilan dan
pengujian keputusan.
Soal 3 : Bagaiman dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Setelah
mempelajari modul ini, saya merasakan dampak bagi diri saya dalam mengambil
keputusan. Karena pada modul 3.1 ini saya mempelajari paradigma benar lawan
benar dan menerapkan prinsip resolusi berbasis hasil akhir, prinsip peraturan
dan prinsip rasa peduli serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Melalui
modul ini saya juga menjumpai banyak kasus dan dilatih untuk menganalisis kasus
tersebut dan menentukan keputusan apa yang sesuai sesuai dengan kasus yang
diambil. Disini saya juga mulai memahami bahwa saat pengambilan keputusan
dilakukan perlu mempertimbangakan apakah keputusan itu berpihak pada murid,
memuat nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Soal 4 :
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?
Soal 5 : Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak / perbedaan di lingkungan Anda setelah mempelajari modul ini?
Yang
bisa saya lakukan untuk membuat dampak/perbedaan saya setelah mempelajari modul
ini adalah pertama saya akan menerapkannya pada diri saya terlebih dahulu bagaimana
mengambil keputusan di sekolah sebagi seorang pemimpin pembelajaran. Selanjutnya
saya akan berbagi dengan rekan guru di sekolah melalui komunitas praktisi yang
telah dibentuk. Agar rekan-rekan guru di sekolah saya juga memiliki
keterampilan yang sama dengan saya dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran.
Komentar
Posting Komentar